Translate

Jumat, 25 April 2014

Aroma Italia Di Laga Empat Besar Liga Champions 2013/2014

Tak sengaja (bukan lagu) ketika saya membaca artikel atau postingan di goal.com ketemu sama artikel yang mantap ini. mungkin gak apa apa kali ya copas artikelnya berhubung memang bagus sekaligus saya memang pencinta sepakbola italia (inter milan khususnya) jadi ini wajib di baca.
Tapi teman-teman juga wajib baca lewat blog goal.com ya.

ok langsung saja, check it out!

Italia jadi salah satu kiblat sepakbola dunia, aroma itu kental terasa di babak semi-final Liga Champions 2013/14 kendati Serie A tak menyumbangkan satu pun wakilnya.

Pagelaran Liga Champions musim 2013/14 makin memasuki fase yang krusial. Spanyol yang diwakilkan duo tim ibu kota, yakni Real Madrid dan Atletico Madrid, beradu kuat dengan sang juara bertahan asal Jerman, Bayern Munich, serta Chelsea sebagai representasi Inggris. Keempatnya akan berperang hebat demi satu tiket menuju partai puncak di Estádio da Luz, Lisbon, Portugal.

Empat tim di atas sekaligus menggambarkan peta terkini sepakbola Eropa. Liga BBVA Spanyol, Liga Primer Inggris, dan Bundesliga Jerman saat ini memang jadi pemuncak tertinggi klasemen koefisien liga-liga di Eropa. Namun bukan berarti kita hanya akan disajikan keindahan tiki-taka ala Spanyol, kick 'n' rush milik Inggris, atau staying power khas Jerman. Aroma lain dihadirkan dari negara yang masih jadi salah satu kiblat sepakbola dunia, yakni Italia.

Dalam tiga musim terakhir Liga Italia Serie A selalu saja gagal menampakkan tajinya di pentas LC. Setelah FC Internazionale juara di musim 2009/10, tak pernah ada satupun klub dari Italia yang sanggup mengulanginya bahkan hanya untuk lolos ke babak semi-final. Ironis memang, jika kita memiliki Serie A sebagai liga penghasil torfi LC terbanyak kedua di bawah Spanyol. Atau jika kita melempar waktu ke belakang hingga satu atau dua dekade lalu untuk melihat kiprah brilian tim-tim Negeri Pizza di Eropa.

Tapi jika kita korek lebih dalam, pengaruh Calcio tidak sama sekali hilang di fase semi-final ini. Ya, keempat pelatih klub yang terlibat di babak empat besar ternyata memiliki hubungan kuat dengan akar sepakbola Italia. Carlo Ancelotti (Madrid), Jose Mourinho (Chlesea), Diego Simeone (Atletico Madrid), serta Josep "Pep" Guardiola (Bayern Munich), kesemuanya pernah menuntut ilmu di kasta tertinggi sepakbola Italia, baik sebagai pelatih maupun pemain.

Dalam sepakbola, Italia memang dikenal sangat taktikal sehingga disebut sebagai surganya para pelatih. Berbagai macam ramuan ajaib yang kadang di luar nalar diciptakan untuk membawa sebuah tim meraih kemenangan di setiap pertandingan. Catenaccio jadi skema paling terkenal di sana, sepakbola bertahan dengan permainan pragmatis yang dibumbui intrik di dalamnya. Tak percaya? Tengok saja hasil di leg pertama semi-final LC, yang baru selesai Kamis (24/4) dini hari tadi. Benar, hanya satu gol yang tercipta dari dua pertandingan yang digelar!

Duel Atletico Madrid melawan Chelsea di Vicente Calderon mengingatkan kita pada partai monoton Juventus kontra AC Milan pada final LC 2002/03, yang berakhir imbang tanpa gol. Sementara Real Madrid menampilkan karakter sejati khas catenaccio untuk menang tipis 1-0 dari dominasi Bayern Munich. Melihat hasil tersebut, keempat pelatih benar-benar mengadaptasi ilmu yang mereka dapat selama berkiprah di Italia.

Oleh karenanya, kali ini Goal Indonesia bakal mengulik habis kiprah keempat nakhoda tim kala menimba ilmu di liga yang sangat taktikal, keras, dan penuh intrik, Liga Italia Serie A!


                       CARLO ANCELOTTI


Carlo Ancelotti jadi satu-satunya partisipan Italiano di babak semi-final Liga Champions 2013/14. Sebagai pria asli Italia, pengalamannya di ranah Calcio jelas lebih tinggi dibanding pelatih tim-tim semi-finalis lainnya. Fakta itu sekaligus menjadikannya nakhoda paling fasih dalam meramu taktik menggunakan bumbu khas Negeri Pizza.

Sukses berkarier sebagai salah satu pesepakbola top Eropa, Don Carlo mengawali karier kepelatihannya di Reggiana pada musim 1995/96. Satu musim saja berada di sana, ia berhasil membawa klub kecil itu promosi ke Serie A. Namanya mulai mencuat setelah sukses bersama Parma. Il Gialloblu dibentuknya menjadi tim papan atas Italia kala itu.

Sempat tenggelam saat dipercaya melatih tim terbaik Italia, Juventus, Ancelotti membuktikan dirinya sebagai salah satu pelatih besar Eropa ketika menangani AC Milan sejak musim 2001/02. Ia membawa I Rossonerri meraih seluruh gelar di level klub selama delapan musim masa kepemimpinannya. Masing-masing satu untuk Piala Italia, Piala Super Italia, scudetto, dan Piala Dunia Antarklub, serta dua untuk gelar Piala Super Eropa dan Liga Champions.

Tak heran jika ketika itu Ancelotti dijuluki sebagai guru taktik baru sepakbola Italia. Salah satu kelebihannya dibanding arsitek asal Italia lainnya adalah transformasi taktik. Ya, pria yang kini berusia 54 tahun itu tak pernah memiliki pakem satu formasi saja. Komposisi dan kualitas pemain yang berkorelasi pada kebutuhan tim selalu jadi patokannya.

Satu hal yang terus diperlihatkan Ancelotti kala memimpin Chelsea, Paris Saint-Germain, hingga kini Real Madrid. Namun aroma catenaccio tetap terasa karena pria yang memiliki hobi makan ini tak pernah berani mengubah skema empat bek sejajar, di sepanjang karier kepelatihannya.




                        JOSE MOURINHO


Menyebut nama Jose Mourinho kita hanya akan teringat dua hal: penuh prestasi namun kontroversial. Ya, The Only One adalah sosok pelatih paling ikonik di dunia sepakbola modern ini. Tak hanya soal tingkah laku, gaya permainan pragmatisnya pun jadi anomali perdebatan menyoal permainan menghibur.

Muncul ke permukaan bersama FC Porto dan semakin melambung ketika di Chelsea, adalah satu kejutan besar kala dirinya memutuskan untuk melatih salah satu raksasa Italia, FC Internazionale, pada musim 2008/09. Maklum saat itu sepakbola Italia masih belum bisa bangkit pasca keterpurukan akibat kasus calciopoli. Namanya pun makin tenggelam di musim perdana karena Inter gagal menembus babak delapan besar LC, kendati kembali meraih scudetto.

Meski begitu pelajaran berharga didapat Mou di masa-masa sulit tersebut. Pria asal Portugal ini kemudian mulai memahami esensi sejati permainan taktik dalam sepakbola yang membawanya menemukan identitas. Ya, permainan pragmatis buah adaptasi dari catenaccio Italia.

Hasilnya terbukti, La Beneamata meledak pada musim kedua masa kepemimpinannya. Secara sensasional gelar treble winner Mou persembahkan lewat skema pragmatisnya. Sorotan terletak saat Inter meraih Liga Champions dengan mengalahkan Barcelona di babak semi-final melalui skema tersebut. Benar, Barcelona, klub yang kala itu disebut sebagai tim terbaik yang pernah ada dengan permainan indah yang tak tersaingi.

Pindah ke Real Madrid dengan membawa segudang bumbu taktik berharga. Mou kembali sukses mematahkan dominasi Blaugrana yang sebelumnya menjuarai Liga BBVA Spanyol tiga musim beruntun. Kembali ke Chelsea musim ini, filosofi "asal menang" masih jadi andalannya. Namun kini kesulitan besar hadir di semi-final LC, tatkala Atletico Madrid coba menghadang melalui racikan taktik "follower-nya" Diego Simeone.




                       DIEGO SIMEONE


Sepakbola Italia dikenal sangat taktikal, amat keras, dan penuh kontroversi sehingga banyak opini yang menyebut jika Calcio kurang sedap dipandang. Ketiga hal tersebut sepertinya jadi representasi terbaik untuk menggambarkan seorang Diego Simeone.

Malang-melintang di Spanyol bersama Sevilla dan klub yang diasuhnya saat ini, Atletico Madrid, sebagai pesepakbola puncak karier Simeone malah terjadi di Italia tatkala dirinya membela FC Internazionale dan Lazio. Karakternya sebagai salah satu gelandang terbaik sepakbola Eropa terbentuk. Cerdas dalam memahami taktik, begitu lugas nan keras di lapangan, serta kontroversial -- kita tentu ingat aktingnya untuk mengeluarkan David Beckham di Piala Dunia 1998 -- ia mendapat segudang ilmu tersebut dari Negeri Pizza. Hal itu tergambar jelas dari torehan 45 kartu kuning serta dua kartu merah yang diterimanya selama lima musim di Calcio.

Pensiun dan akhirnya menjadi pelatih, tiga kunci itu terus ia pegang teguh. Hasilnya brilian, raksasa yang lama tertidur, Estudiantes dan River Plate dibawanya jadi raja di Argentina. Performa yang tak mengecewakan pun ia tunjukkan kala melatih Racing Club dan San Lorenzo.

Bak De Javu, karier kepelatihannya di Eropa dimulai di Serie A Italia pada musim dingin 2010/11. Catania yang kala itu sedang terpuruk dan sulit keluar dari zona degradasi memanggilnya. Impresif, Gli Elephanti sukses dibawanya meraih salvezza dengan rekor tujuh kemenangan, tiga hasil seri, dan delapan kekalahan, sepanjang setengah musim masa kepemimpinannya.

El Cholo lantas meledak kala dipercaya jadi arsitek tim di Vicente Calderon. Satu gelar domestik dan sepasang trofi Eropa jadi persembahan sepanjang dua setengah musim keberadannya hingga kini. Bermodalkan ilmu yang ia dapat di Serie A, kini Los Rojiblancos ia tempatkan di ambang kejayaan terbesar sepanjang sejarah klub.




                        JOSEP GUARDIOLA


Josep "Pep" Guardiola, kini dikenal sebagai pelatih tersukses di Eropa. Dia juga jadi calon pelatih legendaris dalam sepakbola menilik torehan yang pernah ia catatkan. Ya, bersama Barcelona ia meraih segalanya dalam kurun waktu 2008 hingga 2012. Satu hal yang rasa-rasanya akan ia ulangi pada masa kepemimpinannya di Bayern Munich kini.

Semasa menjadi pemain, Pep yang berposisi sebagai gelandang tengah memang dikenal sebagai otak permainan yang cerdas dalam mengimplementasikan maksud pelatih. Tak hanya di Spanyol, pelajaran berharga soal materi taktikal dalam melatih, agaknya juga ia dapatkan kala lepas dari Barca dan melanjutkan kerier di Serie A Italia.

Membela dua tim di Italia, Brescia dan AS Roma, permainannya memang tak lagi impresif karena sudah di ujung karier. Tapi di sisi lain ia datang di saat yang tepat. Ya, saat masih di Brescia Pep dilatih oleh sosok pelatih legendaris Italia, Carlo Mazzone. Sementara di Roma ia mendapatkan pelajaran berharga dari Il Maestro Fabio Capello. Belum lagi filosofi permainan yang ia sarikan dari sosok kharismatik, Roberto Baggio, rekan setimnya di Biancoazzurri.

Kombinasi ketiga sosok tersebut tersinergi jelas dari strategi tiki-taka yang sungguh mendunia itu. Permainanan bola-bola pendek menyusur tanah yang kontradiktif dengan pakem tenar saat itu, didapatkannya dari Mazzone. Skema ofensif dengan mengandalakan lini sayap sebagai kunci serangan jelas diperoleh dari kebiasaan Capello. Sementara filosofi sepakbola indah yang terkadang tak berkorelasi dengan hasil, amat sesuai dengan gaya permainan Baggio.

Keberadaannya dalam sepakbola Italia yang hanya dua musim, memang bagai angin lalu. Namun manfaat yang bersinergi dengan kecerdasannya sukses menorehkan tinta emas sepakbola, yang tak akan lekang oleh waktu.














 Sumber : goal.com



NOTE : Boleh copy paste tapi harus pasang LINK yang terhubung ke blog ini, THANK'S ! Share

Senin, 07 April 2014

10 Jersey Sepakbola yang Paling Laris Terjual di Dunia

Banyak cara dilakukan fans fanatik menunjukkan dukungan pada tim sepakbola kesayangan mereka. Salah satunya adalah mengoleksi kostum atau jersey.
Cara ini mungkin yang paling banyak dipilih penggemar. Tak heran, penjualan jersey klub sepakbola kini menjadi ladang bisnis paling menggiurkan. Berikut 10 daftar jersey klub sepakbola paling laris di dunia.

10. AC Milan (Italia)

Klub Seri A asal Italia AC Milan adalah salah satu klub sepakbola dengan penggemar terbanyak di seluruh dunia. Sejak 1899, corak warna Merah Hitam atau Rossoneri menjadi warna identik klub kaya asal kota Milan tersebut. Per tahun, jersey Milan terjual paling sedikit 350,000 buah di seluruh dunia. Jersey terlaris adalah yang bertuliskan tiga nama pesepakbola besar yang pernah memperkuat Milan; Paolo maldini, Ronaldinho dan Kaka.


9.Inter Milan (Italia)


FC Internazionale atau Inter Milan adalah salah satu rival bebuyutan AC Milan. Jersey klub Nerazzurri ini adalah garis hitam dan biru. Kostum tandang Inter berwarna dominan putih , hitam dan biru. Jersey Inter diproduksi pabrikan olahraga terkenal Nike. Klub yang belum lama diakusisi oleh pengusaha asal Indonesia Erick Tohir tersebut mampu melego sebanyak 480,000 jersey per tahunnya. Sejumlah legenda sepakbola seperti Luis Figo, Esteban Cambiasso dan Javier Janetti sukses mendongkrak penjualan.


8. Juventus (Italia) 

Klub elit Juventus masuk dalam 10 daftar jersey paling laris di dunia. Bianconeri mampu menjual jersey mereka lebih dari 480,000 potong per tahunnya di seluruh dunia. Alessandro Del Piero, Carlos Tevez dan Gianluigi Buffon adalah tiga nama yang sukses mengatrol penjualan jersey klub sepakbola asal kota Turin tersebut. Sejak dibentuk tahun 1897, Juventus pernah merajai liga Italia sebanyak 29 kali.

7. Arsenal (Inggris)

Klub sepakbola asal London Utara berjuluk The Gunners ini tercatat sebagai salah satu klub elit asal Inggris paling suskes. Meski terseok-seok di klasemen sementara musim ini, Arsenal pernah 13 kali jadi jawara Liga Premier dan 10 kali merebut trofi Piala FA. Jersey kandang klub besutan Arsene Wenger ini berwarna merah dengan strip putih. Sementara kostum tandang berwarna kuning. Setiap tahunnya, jersey Arsenal terjual sebanyak lebih dari 800,000 potong. Sejumlah pesepakbola populer klub ini adalah Santi Cazorla, Jack Wilshere, Theo Walcott dan Mesut Ozil.

6. Liverpool (Inggris)


Liverpool tercatat sebagai salah satu klub raksasa Inggris. Saat ini, klub yang diasuh manajer Brendan Rogers tersebut nangkring di puncak klasemen sementara Liga Premier. Dengan torehan 18 titel juara liga, The Reds adalah salah satu klub paling suskes yang pernah 11 kali menjadi juara kompetisi sepakbola Eropa, termasuk 5 kali juara Liga Eropa dan Liga Champions. Jersey klub yang diperkuat Steven Gerrard dan Luis Suarez ini diproduksi oleh pabrikan Adidas, dan terjual sekitar 810,000 buah per tahun.

5.Bayern Munchen (Jerman)

Torehan sukses Bayern Munchen diajang Eropa mengangkangi klub elit Eropa lainnya. 23 titel juara serta 16 piala adalah torehan sukses yang berhasil dicetak klub besutan manajer Pep Guardiola ini. Jersey kandang FC Hollywood  berwarna hitam dengan strip  putih. Sementara Jersey tandang berwarna putih dengan strip hitam. Penjualan jersey Bayern tembus di angka 880,000 buah per tahun.

4.Chelsea (Inggris)

Setelah diambil alih milyuner asal Russia, Roman Abramovich di tahun 2003, Chelsea menjelma menjadi klub raksasa di Liga Inggris dan daratan Eropa. The Blues, sukses mencetak 4 titel juara liga, 7 Piala FA dan jawara Liga Champion di tahun 2012. Perkembangan kualitas sepakbola klub ibukota tersebut ikut mendongkrak penjualan merchandise. Sekitar 910,000 potong lebih jersey klub asuhan manajer Jose Mourinho itu laku terjual setiap tahunnya.

3. Barcelona (Spanyol)

Barcelona menjadi musuh paling ditakuti klub sepakbola di dunia. Barca-begitu Barcelona dijuluki-sukses mengoleksi 22 titel juara liga, jawara 26 kali Copa Del Rey dan 4 juara Liga Champions. Jersey klub berjuluk Blaugrana ini adalah garis biru dan merah. Jersey Barca diproduksi oleh Nike dan disponsori Qatar Airways. Penjualan jersey Barca pertahun mencapai angka 1 juta. Penjualan ini ikut didongkrak keberadaan pesepakbola asal Argentina, Lionel Messi yang sukses menggondol  penghargaan Balon d’Or tiga kali berturut- turut.

2. Manchester United (Inggris)

Manchester United atau MU, adalah klub paling banyak jumlah penggemarnya di dunia. Didirikan sejak 1878, klub berjuluk The Red Devils ini memiliki sederet trofi bergengsi, diantaranya 20 titel juara liga, 11 juara Piala FA dan 3 kali juara Liga Champions. Dengan jumlah fans yang sangat besar, jersey MU mampu terjual sekitar 1,4 juta setiap tahunnya. Jersey dengan nama punggung Robin Van Persie dan Wayne Rooney adalah yang paling diminati.

1. Real Madrid (Spanyol)


Klub sepakbola Real Madrid mengalahkan Manchester United dan menjadi klub sepakbola dengan penjualan jersey laris di dunia. Penjualan kostum klub asuhan Carlo Ancelotti ini tembus angka 1,4 juta buah lebih per tahun. Seperti halnya Barcelona, Los Blancos juga memiliki sederet pemain hebat seperti Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo, yang belum lama ini meraih penghargaan Balon d’Or. (The Richest)


sumber : http://suara.com/bola/2014/04/03/154953/10-jersey-paling-laris-di-dunia/?utm_source=facebook&utm_medium=cpm&utm_campaign=10+Jersey&utm_term=10+Jersey&utm_content=10+Jersey

NOTE : Boleh copy paste tapi harus pasang LINK yang terhubung ke blog ini, THANK'S ! Share

Minggu, 06 April 2014

7 Daftar Pemain Sepakbola Yang Pensiun Dini

Banyak pemain bola yang selalu bertarung menghadapi cedera. Bahkan, banyak orang yang mengatakan bila belum cedera, maka bukan pesepakbola namanya. Tapi nama-nama dibawah ini adalah pemain bola yang harusa mengakhiri karir sepakbolanya dalam usia yang sebenarnya masih berada dalam usia standar sepakbola. Berikut pemain yang pensiun dari karir sepakbolanya :


1. Marco van Basten (Belanda & AC Milan)

Ia dikenal sebagai salah satu penyerang depan yang handal di sepanjang sejarah dan mencetak sebanyak 276 gol dalam kariernya. Dikenal atas kekuatannya dalam penguasaan bola, kemampuan taktis serta tendangan keras dan volinya yang spektakuler, van Basten meraih penghargaan Pemain Sepak Bola Terbaik Eropa sebanyak tiga kali (tahun 1988, 1989 dan 1992) juga Pemain Terbaik Dunia FIFA pada tahun 1992. Kariernya sangat singkat, pada umur 29 tahun, ia sudah pensiun karena cederanya yang parah dan kambuhan. Bahkan, pada penghormatan terakhirnya di San Siro, membuat pelatih Milan saat itu, Fabio Capello menangis. Setelah pensiun, dia kemudian berpaling ke dunia kepelatihan. Dia pernah menjadi pelatih Timnas Belanda dan Ajax Amsterdam.

2. Sebastian Deisler (Jerman & Bayern Muenchen)

Sebastian Deisler merupakan pemain andalan Bayern Muenchen waktu itu. Setelah disebut-sebut sebagai penerus masa depan sepak bola Jerman, karir Sebastian Deisler terbukti sangat mengecewakan. Pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah itu tidak pernah berhasil untuk benar-benar memanfaatkan potensi penuh untuk memulihkan kakinya akibat cedera yang parah pada ligamen dan cedera utama lainnya. Diyakini bahwa Deisler mengalami depresi berat akibat cedera yang menimpanya. Deisler akhirnya memutuskan untuk pensiun dari sepakbola profesional pada Januari 2007 pada usia 27 tahun. Saat ini dia tidak memfokuskan dirinya pada sepakbola terutama di dunia kepelatihan.


3. Ruben De la Red (Spanyol & Real Madrid)

Ruben De la Red merupakan pemain muda potensial yang membela klub raksasa Spanyol, Real Madrid. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini mampu mengubah gaya permainan dan kekuatan di lini tengah Les Merengues. Hal yang buruk terjadi, diberitakan bahwa Ruben telah bergelut dengan masalah jantungnya sejak dua tahun terakhir ini. Pada 30 Oktober 2008, De la Red pernah pingsan di lapangan dalam acara Copa del Rey di Real Union Club dan sejak itu dia menjalani banyak pemeriksaan kesehatan untuk menentukan tingkat kesehatannya tersebut. Ruben De la Red telah menerima catatan medis yang mengharuskannya harus pensiun bermain sepak bola pada usia 25 tahun karena permasalahan pada organ jantungnya, namun walaupun demikian dia tidak akan meninggalkan tim tapi akan dijadikan sebagai bagian dari kepelatihan Real Madrid.


4. Eric Abidal (Prancis & Barcelona)

Pada tanggal 15 Maret 2011, Barcelona mengumumkan bahwa Abidal didiagnosa dengan tumor dalam hatinya . Dia menjalani operasi pada hati-nya pada tanggal 17 Maret 2011. Mengutip masalah privasi seperti yang diinginkan oleh pemain, klub tidak merilis informasi tambahan dalam hal kondisinya. Menanggapi pengumuman itu, pemain dan penggemar dari seluruh dunia sama didedikasikan untuk Abidal pada beberapa situs jejaring sosial dan situs olahraga. Pada tanggal 15 Maret 2012, diumumkan bahwa Abidal harus menjalani transplantasi hati karena masalah sebelumnya hati. Pada tanggal 10 April 2012 Abidal menjalani operasi transplantasi hati, pada hari yang sama bahwa Barcelona memainkan dan memenangkan 4 -0. Kemenangan ini didedikasikan untuk Abidal, dari pemain dan pelatih Guardiola dalam konferensi pers pasca-pertandingan.
Kemudian dia pernah mengungkapkan pensiun adari sepak bola akibat penyakitnya tersebut. Tetapi setelah operasi berjalan lancar dan dokter mengizinkannya untuk bermain bola, dia pun kembali ke dunia sepakbola.


5. Ivan Klasnic (Kroasia & Bolton Wanderers)
Ivan Klasnić
Ivan Klasnic kini membela Bolton Wanderers di Inggris. Sebelumnya dia pernah membela Werder Bremen dan Nantes. Pada Januari 2007, ketika masih membela Werder Bremen, dilaporkan bahwa Klasnic menderita gagal ginjal. Pada tanggal 25 Januari 2007, ia menerima ginjal transplantasi dari Sima ibunya, tapi tak lama kemudian dilaporkan bahwa tubuhnya menolak organ baru. Pada tanggal 23 Maret 2007, ia menjalani operasi untuk mengganti ginjal ibunya yang ditolak, kali ini ia menerima sebuah ginjal dari ayahnya. Transplantasi kedua pun sukses, dan Klasnic menyatakan bahwa dokter mengatakan kepadanya bahwa "ia akan mampu untuk terus bermain sepakbola." Namun, pada Agustus 2007, dokter di Werder Bremen melarang dia untuk melatih karena ketidakmampuan tubuhnya untuk menahan tekanan fisik yang berat. Diapun memutuskan untuk pensiun dari sepakbola. Pada bulan September 2007, dokter akhirnya mengizinkan Ivan Klasnic untuk mengikuti pelatihan penuh setelah dia absen selama sekitar enam bulan. Dia kemudian bergabung dengan tim dan membuat beberapa penampilan di kegiatan cangkir klub dan juga tampil dalam beberapa pertandingan untuk tim kedua. Pada bulan Maret 2008, Ivan dipanggil kembali ke tim nasional setelah satu tahun absen. Ia menjadi pemain pertama yang berpartisipasi di turnamen besar setelah transplantasi ginjal ketika ia bermain di Euro 2008 dan mencetak gol kedua melawan Polandia di babak penyisihan grup dan melawan Turki pada perempat final.

6. Owen Hargreaves (Inggris & Manchester City)
Karir Hargreaves telah terpengaruh oleh cedera, dengan sebagian besar didapat pada tahun 2006, tahun dia memenangkan penghargaan untuk pemain terbaik Inggris di Piala Dunia 2006 .Hargreaves menyatakan bahwa ia percaya sebagian besar masalah cedera di tahun 2007, ketika ia kembali dari cedera setelah mengalami cedera kaki. Dia merasa bahwa otot di kakinya lebih lemah dari sebelum ia menderita patah kaki, dan awalnya Hargreaves mengabaikan sakitnya tersebut. Pada tahun 2011, Manchester United tidak memperpanjang kontraknya karena masalah cedera. Spekulasi bergemuruh tentang Hargreaves yang pensiun karena cedera tetapi bertekad untuk membuktikan dirinya, ia meng upload video YouTube tentang dirinya yang melakukan pelatihan untuk meyakinkan klub akan potensi kebugarannya. Tekadnya untuk melanjutkan meskipun cedera kronis telah menggerogotinya. Manchester City pun akhirnya memboyongnya dengan alasan untuk memanasi tetangganya Manchester United. Setelah kepindahannya ke Manchester City, Owen Hargreaves menyatakan bahwa ia merasa seperti "kelinci percobaan" selama berada di meja perawatan di Manchester United. Dia percaya bahwa masalah berkepanjangan dengan cedera adalah perawatan revolusioner di Manchester United. Ia dipaksa untuk menjalaninya dalam upaya untuk memecahkan masalah. Ia merasa telah diperburuk oleh suntikan yang diberikan tim medis Manchester United. Sir Alex Ferguson menolak klaim ini.
 
 7. Felice Natalino (Italia, Inter Milan)
 
Karna saya adalah fans berat Inter Milan, jadi untuk daftar terakhir saya akan memberikan kepada pemain Inter Milan muda dan berpotensial namun terpaksa harus pensiun dini dan di usia yang masih sangat muda. siapakah dia ?

Bagi Anda fans berat Inter Milan, mungkin nama Felice Natalino masih asing di dengar. Berposisi sebagai bek kanan, Felice Natalino merupakan pemain muda potensial yang dimiliki I Nerazzurri dan juga Timnas Italia U-19.
Debutnya bersama Le Beneamata dilakoninya saat masih beurmur 18 tahun. Ia juga sempat tampil sekali di Liga Champions Eropa musim 2010-11. Sayang, kegemilangan Natalino harus terhenti diusia muda, 21 tahun, setelah dokter memvonisnya mengidap gangguan jantung sejak 2012 lalu.

Febuari 2013, kondisinya semakin memburuk. Ia sempat beberapa kali harus dirawat karena serangan jantung. Penyakit inilah yang memaksanya mengubur mimpi menjadi pemain sepak bola kelas dunia.
Satu hal yang paling dikenang Natalino adalah saat ia bisa bermain dengan mantan pemain Inter Milan yang kini bermain bagi Chelsea, Samuel Eto'o.

"Sayangnya takdir berkata lain. Tapi saya selalu punya kebanggan bisa bermain bersama pemain sepertinya (Samuel Eto'o)," tulis Natalino dalam akun twitter sembari menunjukan foto Eto'o.
"Saya pernah diberitahu bahwa saya bisa kembali fit, tapi dokter pribadi saya mengatakan hal tersebut tidaklah bijaksana karena gangguang jantung saya terlalu berat. Di satu sisi saya sedih, tapi di sisi lain saya senang. Saya baik-baik saja," ujarnya kepada La Gazetta dello Sport.
Dalam kesempatan itu, Natalino yang memulai karir sepakbolanya di tim junior Genoa dan Inter menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak di Inter Milan yang terus memberi dukungan kepadanya.
"Hidup harus terus berjalan. Hal ini bisa membaik tapi juga bisa sangat buruk. Terima kasih untuk semua orang terkhusus kepada Inter, yang terus mendukung saya," ia menutup.
 
 
Demikian 7 Daftar Pemain Sepakbola Yang Pensiun Dini dari saya.
kalau ada tambahan bisa komentar dibawah ya. terima kasih
 
 

NOTE : Boleh copy paste tapi harus pasang LINK yang terhubung ke blog ini, THANK'S ! Share

Sabtu, 05 April 2014

Daftar dan Info 12 Stadion Piala Dunia 2014 Di Brazil

Sejak tanggal 31 Mei 2009 telah diumumkan 12 kota dan stadion tempat tuan rumah pertandingan piala dunia 2014 di Brazil. Pertandingan pembuka akan berlangsung di Arena Corinthians pada tanggal 12 Juni 2014. Pada awalnya CBF (Federasi Sepakbola Brasil) berencana menggelar pertandingan pembuka di Estadio do Morumbi di Sao Paulo, kota terbesar di Brasil. Tetapi pada tanggal 14 Juni 2010 Stadion ini dikeluarkan dari daftar stadion tuan rumah karena kegagalan untuk memberikan jaminan keuangan untuk melakukan perbaikan stadion yang memenuhi standard FIFA. Pada akhir Agustus 2010, CBF mengumumkan Arena Corinthians akan menjadi tuan rumah pertandingan pembuka, sedangkan pertandingan final akan dilangsungkan di Stadion Maracana, Rio de Jeneiro.

Untuk memenuhi standard stadion yang memenuhi standard Piala Dunia, tuan rumah Brazil melakukan upgrade, rebuilt dan bahkan pembangunan stadion baru. Untuk stadion yang mengalami upgrade diantaranya adalah Stadion Maracana, Estadio Jose Pinheiro Borda, dan Arena da Baixada. Beberapa stadion yang di-rebuilt adalah Estadio Nacional de Brasilia, Arena Professor Octavio Mangabeira, Arena Pantanal, Arena Amazonia dan Arena das Dunas. Dua stadion baru yang dibangun adalah Arena Corinthians dan Arena Pernambuco.

Diantara 12 stadion yang digunakan, Arena da Baixada adalah stadion dengan kapasitas paling kecil dengan menyediakan 41.456 tempat duduk. Stadion Maracana yang merupakan stadion terbesar di Brazil dengan 76.804 ditetapkan sebagai tuan rumah pada pertandingan final. Hal ini mengulang final Piala Dunia 1950 dimana pada saat itu Brazil dikalahkan oleh Uruguay di kandangnya sendiri.

Piala Dunia FIFA 2014 adalah Piala Dunia FIFA ke-20, turnamen sepak bola internasional yang akan diadakan pada tahun 2014 di Brasil.

Ini adalah kedua kalinya Brasil menyelenggarakan turnamen ini (setelah 1950), Brasil akan menjadi negara kelima yang pernah menyeleggarai Piala Dunia FIFA World Cup lebih dari satu kali, setelah Meksiko, Italia, Perancis dan Jerman. Turnamen ini juga merupakan Piala Dunia FIFA pertama yang diselenggarakan di Amerika Selatan sejak Argentina 1978. Sebelumnya tidak ada negara Amerika Selatan yang menyelenggarakan Piala Dunia FIFA lebih dari satu kali.

Tim sepak bola nasional dari 31 negara telah lolos melalui persaingan kualifikasi yang dimulai pada bulan Juni 2011 untuk ikut berpartisipasi dengan negara tuan rumah Brasil di saat final turnamen. Sebanyak 64 pertandingan akan dimainkan di dua belas kota di Brazil baik stadion baru atau yang dibangun ulang, dengan turnamen yang dimulai dengan babak penyisihan grup. Untuk pertama kalinya di Final Piala Dunia, pertandingan akan menggunakan teknologi garis gawang.

Spanyol merupakan juara bertahan, setelah mengalahkan Belanda 1–0 pada Final Piala Dunia 2010 untuk memenangkan gelar Dunia pertamanya. Sebelumnya empat Piala Dunia yang digelar di Amerika Selatan, semuanya dimenangkan oleh tim Amerika Selatan.


1. Stadion Estadio do Maracana di kota Rio de Janeiro, Brazil dengan kapasitas 76.930 penonton. Stadion Jornalista Mário Filho atau biasanya dipanggil Stadion Maracanã merupakan sebuah stadion sepak bola yang terletak di Rio de Janeiro, Brasil. Stadion ini merupakan stadion terbesar di Amerika Selatan dan Brasil. Memiliki kapasitas 95.000 kursi. Dipakai untuk pertandingan final Piala Dunia FIFA 1950 dan Piala Dunia FIFA 2014. Stadion ini merupakan markas klub CR Flamengo dan Fluminense FC.



2. Stadion Estadio Mineirao di Minas Gerais, Brazil dengan kapasitas 75.783 penonton.
secara resmi Estádio Governador Magalhães Pinto (Stadion Gubernur Magalhães Pinto) didirikan pada tahun 1965 dan berlokasi di Belo Horizonte, adalah stadion sepak bola terbesar di negara bagian Minas Gerais, Brasil, dan kedua terbesar di negara tersebut setelah Stadion Maracanã. Stadion ini akan menjadi tuan rumah sejumlah pertandingan pada Piala Dunia FIFA 2014.



3. Stadion Estadio Mane Garrincha di Brasilia, Brazil dengan kapasitas 72.888 penonton. Stadion Mané Garrincha dihancurkan pada tahun 2010 untuk memberi jalan bagi stadion baru yang akan memiliki kapasitas 71.000 orang lebih dalam rangka mencapai persyaratan untuk Piala Dunia 2014, yang akan diselenggarakan di Brasil. Stadion tersebut berganti nama pada awal 2010 menjadi Estádio Nacional Mané Garrincha dan konstruksi dimulai pada April pada tahun yang sama. Rekonstruksi melibatkan pembongkaran tingkat yang lebih rendah dan mempertahankan tingkat atas ke dalam mangkuk persegi panjang baru, dan mengurangi ukuran lapangan sehingga stadion bisa menjadi stadion sepak bola yang lebih spesifik.



4. Stadion Arena Corinthians di Sao Paulo, Brazil dengan kapasitas 68.000 penonton.
Arena Corinthians, merupakan sebuah stadion sepak bola yang terletak di São Paulo, Brazil. Stadion ini adalah markas masa depan bagi klub SC Corinthians Paulista. Stadion ini menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia 2014, termasuk laga pembuka dalam pertandingan. Karena permintaan, stadion ini menambahkan kapasitas menjadi 65.000 kursi untuk pertandingan pembukaan Piala Dunia, setidaknya 21.160 kursi sementara akan ditambahkan ke stadion selama turnamen.



5. Stadion Castelao di Fortaleza, Brazil dengan kapasitas 67.037 penonton. Estádio Plácido Aderaldo Castelo, disebut juga sebagai Castelão atau Gigante da Boa Vista, merupakan sebuah stadion sepak bola yang terletak di Fortaleza, Ceará, Brasil. Memiliki kapasitas 67.037 kursi. Dipakai untuk pertandingan sepak bola dan digunakan sebagai tuan rumah pertandingan selama Piala Dunia 2014. Stadion ini merupakan markas klub Ceará dan Fortaleza.



6. Stadion Estadio Fonte Nova di Salvador, Brazil dengan kapasitas 60.000 penonton.
Arena Fonte Nova adalah stadion sepak bola yang terletak di Salvador, Brasil. Sebelumnya, nama dari stadion ini adalah Stadion Fonte Nova. Untuk pembangunan arena baru, struktur lama tersebut dihancurkan pada 29 Agustus 2010 untuk pembangunan Arena Fonte Nova, stadion yg digunakan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.



7. Stadion Estadio Beira Rio di Porto Alegre, Brazil dengan kapasitas 56.000 penonton.
Stadion Beira-Rio (Estádio Beira-Rio), atau secara resmi bernama Stadion José Pinheiro Borda (Estádio José Pinheiro Borda), adalah sebuah stadion sepak bola yang terletak di Porto Alegre, Brasil. Stadion ini berfungsi sebagai markas dari klub SC Internacional. Stadion ini dinamai berdasarkan nama José Pinheiro Borda, seorang insinyur Portugis tua yang mengawasi pembangunan stadion ini.



8. Arena Pantanal di Cuiaba, Brazil dengan kapasitas 47.000 penonton. Arena Pantanal adalah stadion sepak bola yang sedang dibangun di kota Cuiabá, negara bagian Mato Grosso untuk menggantikan Stadion José Fragelli, dikenal sebagai "Verdão", yang telah dihancurkan. Stadion baru ini, dibangun sesuai dengan semua persyaratan FIFA, akan menjadi tuan rumah empat pertandingan Piala Dunia FIFA 2014. Kapasitas penontonnya diperkirakan mencapai 42.968 orang.



9. Stadion Arena Pernambuco merupakan sebuah stadion sepak bola yang terletak di São Lourenço da Mata, Brasil. Memiliki kapasitas 46.154 kursi. Dipakai untuk pertandingan sepak bola dan digunakan sebagai tuan rumah pertandingan selama Piala Dunia 2014.
Stadion ini merupakan markas klub Náutico.



10. Stadion Arena Amazônia di Manaus, Brazil dengan kapasitas 46.000 penonton. Digunakan sebagai tuan rumah pertandingan selama Piala Dunia 2014



11. Stadion Arena das Dunas di Natal, Brazil dengan kapasitas 42.000 penonton.
selama Piala Dunia yang akan memungkinkan bertambahnya kapasitas menjadi 42.000 kursi



12. Stadion Arena da Baixada di Curitiba, Brazil dengan kapasitas 43.981 penonton.
Estádio Joaquim Américo Guimarães, sering disebut sebagai Arena da Baixada adalah sebuah stadion sepak bola di wilayah Água Verde, Curitiba, Paraná. Dibuka pada tahun 1914, stadion ini adalah kandang bagi klub Atlético Paranaense. Stadion ini akan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan tuan rumah Piala Dunia FIFA 2014.




Piala Dunia 2014 di Brazil akan berlangsung 12 Juni – 13 Juli 2014 dan akan disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia TV One dan ANTV.

Read more: http://serbainfounik.blogspot.com/2014/03/daftar-12-stadion-piala-dunia-2014-di.html#ixzz2y0yYDbkc


NOTE : Boleh copy paste tapi harus pasang LINK yang terhubung ke blog ini, THANK'S ! Share

amazon.com